Pendahuluan
Dalam mengahadapi era globalisasi perusahaan-perusahaan yang kecil
maupun besar diharapkan mempunyai suatu inovasi-inovasi maupun strategi
yang jitu untuk bisa mempertahankan kredibilitasnya dalam dunia bisnis.
Seperti dalam aspek produksi barang dan jasa, kemudian dari segi
personalia yang menggerakkan roda perusahaan, lalu finance kunci dimana
suatu perusahaan itu bisa meraih keuntungan dan memanage aktiva yang
dimiliki perusahaan, dan yang terakhir adalah marketing yaitu bagaimana
perusahaan tersebut menganalisis informasi yang diapat dari lingkup
eksternal. Sehingga dapat memproduksi dan memasarkan barang dan jasa
yang tepat sesuai dengan kebutuhan pasar.
Keterbukaan informasi dan era pasar bebas dunia yang diikuti dengan
pembentukan kerjasama melalui regionalisasi kekuatan ekonomi (GATT, WTO,
AFTA, APEC) adalah nuansa baru kemitraan masa depan. Untuk mensikapi
gejala-gejala ini perlu adanya suatu pengaturan melalui strategi jangka
panjang. PT. POS Indonesia sebagai salah satu BUMN di Indonesia tidak
terlepas dari pengaruh kondisi strategis di atas. Sebagai pengelola jasa
hantaran pos nasional yang diarahkan pada profit oriented, PT. Pos
Indonesia dihadapkan pertumbuhan demand yang tinggi dan langsung
berhadapan dengan perusahaan global yang berperilaku lokal dalam arti
memiliki pertumbuhan pangsa pasar yang berarti. Sehingga, proses
pemikiran kembali dalam perencanaan strategis menjadi sangat penting
untuk pencapaian visi dan misi perusahaan. Dalam menyusun strategi bagi
PT. Pos Indonesia dilakukan analisis meliputi faktor lingkungan
eksternal, struktur industri, dan lingkungan internal, sehingga akan
dapat didentifikasi peluang, ancaman,kekuatan ataupun kelemahan
perusahaan. Hal ini tentu dengan memperhatikan kompetensi inti
perusahaan dan faktor kunci sukses yang perlu dimiliki oleh perusahaan.
Pengertian SWOT
SWOT merupakan singkatan dari Strenght ( kekuatan ), Weakness ( kelemahan ), Opportunity ( peluang ), Threat ( ancaman ). Strenght adalah
kekuatan yang dimiliki sebuah perusahaan. Kekuatan yang dimaksud adalah
suatu kelebihan yang dimiliki perusahaan dalam mengelola kinerja
perusahaannya. Antara lain kekuatan dalam mengolah input (SDA, SDM,
modal, dan manajemen ) untuk menghasilkan output yang bernilai tinggi
serta dapat bersang di dunia bisnis.
Weakness adalah kelemahan-kelemahan yang dimiliki
perusahaan. Dalam hal ini setiap perusahaan harus mampu meminimalkan
dampak kelemahan yang mereka miliki terhadap kinerja perusahaan. Mereka
juga harus mampu menindaklanjuti kelemahan yang mereka miliki agar dapat
menemukan solusi dan strategi yang jitu untuk menembus pasar.
Opportunity adalah peluang perusahaan untuk meningkatkan
daya saing serta untuk menciptakan inovasi-inovasi baru dalam pemenuhan
kebutuhan berupa produk-produk yang berkualitas di pasaran. Peluang ini
juga digunakan untuk memperluas jaringan pemasaran produk yang mereka
hasilkan.
Threat adalah ancaman bagi perusahaan baik itu dari luar
maupun dari dalam. Ancaman yang datang dari dalam dapat berupa adanya
perpecahan yang timbul akibat suatu perbedaan tujuan dan pandangan
antara satu divisi dengan divisi lain atau salah paham antar individu
atau kelompok dalam sebuah organisasi perusahaan. Ancaman yang datang
dari luar dapat berupa penilaian seputar dimensi makro, faktor-faktor
ekonomi ( naik turunnya harga bahan baku, krisis ekonomi ), sosial
budaya, pasar, biaya, pesaing, pelanggan, pemerintah, politik dan
teknologi.
Strenght ( kekuatan )
PT. Pos Indonesia berkomitmen untuk memberikan solusi terhadap
permasalahan fungsi logistik pelanggan, dengan kerangka kerja yang
bersinergi dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Kepercayaan dan
kejujuran, saling menghargai, professional adalah budaya yang diterapkan
oleh PT. Pos Indonesia.
Strategi PT. Pos Indonesia terfokus pada penciptaan nilai tambah bagi
pelanggan melalui penurunan harga, peningkatan layanan, implementasi
yang lebih cepat dan fleksibel.
Management pada PT. Pos Indonesia adalah Management Unit Bisnis Total
LogistikStrategic diarahkan pada sebuah institusi yang dedicated dan
fokus dengan orientasi utama pada Total Solution kepada customer.
Organisasi akan dikelola sebagai strategic business unit ( SBU) PT Pos
Indonesia yang mengedepankan prinsip-prinsip pengelolaan bisnis secara
professional.
Sumber daya yang dapat digunakan sepenuhnya sumber daya dan kekuatan (
comparative advantages) yang dimiliki oleh PT. Pos Indonesia ( Persero)
dengan keunggulan pada pengelolaan yang focus dan dedicated. Sumber
daya manusia yang dimiliki oleh Unit Bisnis Total Logistik adalah mereka
yang sudah terpilih ( selected people) yang telah mendapatkan berbagai
pelatihan dan benchmark di bidang Supply Chain Management, Integrated
Logistics, Freight, dan Warehousing. Pengalaman selama bertahun-tahun
mengelola bisnis pos dengan kompetensi pada saluran distribusi juga
merupakan kekuatan yang diyakini mampu memberikan nilai tambah.
Kapasitas produksi yang dimiliki selain gedung, tanah, dan kendaraan
yang tersebar di seluruh Indonesia juga diperkuat dengan koneksi virtual
dan kesisteman jaringan yang sangat kuat antar satu node dengan node
lainnya yang hingga saat ini mungkin sulit disamai oleh pihak manapun
juga.
Jaringan layanan PT. Pos Indonesia adalah jaringan layanan yang
berbasis kepada pelanggan. Secara channel of distribution, maka jaringan
meliputi seluruh pelosok Indonesia yang meliputi tidak kurang dari
4.828 unit titik layanan tetap ( gedung kantor) dan 39.434 titik simpul
distribusi. Freight Forwarding akan dibangun dengan system konsolidasi
dengan jumlah main hub sebanyak 4 buah yang terletak di Batam, Jakarta
Tanjung Priuk , Jakarta Sukarno-Hatta, dan Denpasar. Titik konsolidasi
terletak di kota-kota Medan, Batam, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogya,
Solo, Surabaya, Makassar, dan Denpasar.
Memberikan layanan jasa ogistik secara paripurna dan customized yang senantiasa dapat diintegrasikan kepada klien meliputi:
1. Integrated Logistics : Adalah sebuah konsep layanan Total
Logistics yang memungkinkan penanganan sebuah produk mulai dari hulu
hingga hilir ( from tree to toilet) yang berbasis pada konsep supply
chain management ( scm) . Konsep pelayanan ini memadukan tiga bidang
bisnis logistic yaitu warehousing, Freight Forwarding dan Transporting.
2. Freight Forwarding : Adalah sebuah konsep pelayanan yang
diberikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan ( consignee) mulai dari
pengurusan dokumen hingga penanganan pengiriman barang mereka.
3. Transporting : Adalah suatu bentuk jasa trucking yang
dibutuhkan customer untuk memindahkan kiriman dari satu tempat (
pabrikasi) ke distribution center ( DC) atau langsung ke retailer (
Point To Point) .
4. Warehousing : Adalah jasa layanan Distribution Center yang
di dalamnya terdapat aktivitas Cross Docking, Inventory, Product
Marking & Labeling, Selected Manufacturing Activities dengan
dukungan IT System yang appropriate.
Kemitraan yang menjadi salah satu pilar key success factor akan di
arahkan pada penciptaan nilai tambah bagi customer. Kemitraan dengan
pihak eksternal akan dibangun dengan beberapa provider ( 3PL Logistics)
yang bonafide dengan prinsip win-win solution. Sedangkan kemitraan
internal akan dibangun dengan prinsip bundling services.
Weakness ( kelemahan )
Kurangnya iklan publikasi untuk informasi produk, karena kebanyakan
masyarakat Indonesia masih belum paham dengan cara kerja atau pun
mekanisme dari produk – produk yang ada dalam PT POS INDONESIA sehingga
konsumen enggan dalam menggunakan produk yang telah ada.
Kebanyakan produk – produk inovasi baru PT POS INDONESIA masih
digunakan oleh masyarakat menengah ke atas contohnya seperti mail
online, terbatasnya jaringan online di masyarakat itulah yang jadi
hambatan karena tidak semua orang memiliki jaringan internet.
Masyarakat Indonesia masih belum percaya dengan keamanan informasi di
Indonesia karena banyaknya problem dan tragedy yang terjadi belakangan
ini di dalam negeri. Oleh sebab itu meyakinkan dan memberikan keamanan
informasi produk – produk PT POS INDONESIA adalah tugas utama agar
masyarakat kembali percaya dan tidak takut tentang hal hack system yang
sedang marak belakangan ini.
Opportunity ( peluang )
Jasa antaran lebih cepat dan terpercaya di dalam negeri atau secara
terbatas ke luar negeri melalui kerja sama dengan pemainpemain besar,
seperti yang dilakukan U.S. Postal Service dengan DHL dan FedEx.
Threat ( ancaman )
Teknologi informasi memang bisa menjadi enabler bagi
kemajuan perusahaan. Namun, di sisi lain, juga kerap membawa
instabilitas terhadap bisnis satu perusahaan. Maraknya penggunaan
Internet dan mobile phone yang mendorong komunikasi lisan melalui telepon atau tertulis (e-mail dan SMS) yang berdampak pada bisnis jasa pengiriman pos.
Di luar itu, masih ada masalah lain yang menurutnya mengganggu
kinerja perusahaannya. Persepsi sebagai perusahaan negara, diakuinya,
membuat SDM menjadi kurang berjiwa kompetitif. Kemapanan status sebagai
pegawai BUMN dan pemain tunggal di bisnis jasa pengiriman surat dan
logistik sangat kuat di benak karyawan. Citra demikian berdampak negatif
terhadap etos kerja karyawan yang berjumlah hampir 26 ribu orang. Dalam
mencari dan menangkap berbagai peluang bisnis yang bisa menjadi sumber
pendapatan perusahaan, karyawan lebih banyak bersikap menunggu
dibandingkan menjemput bola. Tak heran jika jiwa entrepreneurship di sini tidak berkembang dengan baik. Hal ini membuat PT. Pos Indonesia menjadi tidak aware dan kurang sigap dalam mengantisipasi perkembangan dan persaingan di bisnis sejenis.